Itulah harapan. Itulah cita-cita. Itulah mimpi.
kalau dianologikan, mereka adalah makanan dengan karbohidrat tinggi. Cocok banget dibuat sarapan, tapi gak sehat klo dimakan malam-malam.
Manusia bisa dikatakan hidup jika mereka mempunyai mimpi, tapi manusia tak bisa hidup selamanya dengan sekedar bermimpi. sangat wajar saat kita mengharapkan yang terbaik datang, tapi kenyataannya sekdar bermimpi sanagt tidak membantu. sekedar percaya bahwa semuanya telah ditentukan oleh Allah, tanpa kita berusaha melakukan apa-apa itu sanagt tidak membantu. berpikir "kalau jodoh ya nggak kemana" malah membuat frustasi.
tak ada yang tau mimpi kita jika kita tak ceritakan, tak akan ada yang menghargai mimpi kita jika kita tak berusah mewujudkan.
terlalu banayk hal yang kita gantungkan dalam sebuah mimpi, tapi terlalu banyak alasan buat kita untuk tidak bertindak, untuk tidak kembali mengejarnya.
saya yakin setiap manusia mempunyai mimpi menjadi super, tapi kebanaykan insan di indonesia meremehkan dirinya sendiri, membatasi kemampuan real mereka dengan tembok ilusi yang sendiri mereka bangun, membendung segala kemampuannya dengan sebuah pemikiran, "kita orang kecil, emangnya bisa apa?", "telat? biasa indonesia", dll.
sebagai contoh, kenapa orang indonesi dicap jam karet?
kenapa rata-rata orang di Indonesia jam karet?
karena setiap individunya berpikir bahwa individu lainnya akan terlambat seperti dirinya, dan mereka menerima dengan bangga sebutan-sebutan jelek itu. mereka punya harapan, tapi mereka gantungkan pada orang lain.
kita terlalu meremahkan diri kita sendiri,, kita ini tak terbatas.
saya yakin semua orang mempunyai mimpi untuk menjadi maju, tapi bagaimana bisa maju jika pemikiran masih terpetak-petak? masih menganggap yang lebih muda lebih tak tahu, masih melihat "siapakah dia" bukan "bisa apa dia". masih berpikir bahwa senior itu lebih pintar daripada junior. bukankah senior dan junior bukan sebuah takaran kapasitas ilmu? tapi takaran siapakah yang terlebih dahulu belajar. siapakah yang terlebih dahulu bergabung.
ketika seseorang bicara, cermati apa yang dikatakannya, tutup matamu. ketika seseorang melakukan sesuatu , lihatlah apa yang ia lakukan, jangan pedulikan siapa dia.
dengan memaafkan orang lain kita mulai memafkan diri kita sendiri, dengan menghargai setiap keindahan kita akan menjadi keindahan itu sendiri, dengan mensyukuri apa yang Allah berikan kita baru bisa menikmati sebuah kebahagiaan.
bukankah semua ini bermulai dari kita? semua hal yang kita pikirkan, kemudian kita wujudkan.
bukankah terlalu lama mimpi-mimpi ini tergantung dalam lemari kehidupan kita?
mari kita kenakan untuk berjalan-jalan, hahah ~
kalau dianologikan, mereka adalah makanan dengan karbohidrat tinggi. Cocok banget dibuat sarapan, tapi gak sehat klo dimakan malam-malam.
Manusia bisa dikatakan hidup jika mereka mempunyai mimpi, tapi manusia tak bisa hidup selamanya dengan sekedar bermimpi. sangat wajar saat kita mengharapkan yang terbaik datang, tapi kenyataannya sekdar bermimpi sanagt tidak membantu. sekedar percaya bahwa semuanya telah ditentukan oleh Allah, tanpa kita berusaha melakukan apa-apa itu sanagt tidak membantu. berpikir "kalau jodoh ya nggak kemana" malah membuat frustasi.
tak ada yang tau mimpi kita jika kita tak ceritakan, tak akan ada yang menghargai mimpi kita jika kita tak berusah mewujudkan.
terlalu banayk hal yang kita gantungkan dalam sebuah mimpi, tapi terlalu banyak alasan buat kita untuk tidak bertindak, untuk tidak kembali mengejarnya.
saya yakin setiap manusia mempunyai mimpi menjadi super, tapi kebanaykan insan di indonesia meremehkan dirinya sendiri, membatasi kemampuan real mereka dengan tembok ilusi yang sendiri mereka bangun, membendung segala kemampuannya dengan sebuah pemikiran, "kita orang kecil, emangnya bisa apa?", "telat? biasa indonesia", dll.
sebagai contoh, kenapa orang indonesi dicap jam karet?
kenapa rata-rata orang di Indonesia jam karet?
karena setiap individunya berpikir bahwa individu lainnya akan terlambat seperti dirinya, dan mereka menerima dengan bangga sebutan-sebutan jelek itu. mereka punya harapan, tapi mereka gantungkan pada orang lain.
kita terlalu meremahkan diri kita sendiri,, kita ini tak terbatas.
saya yakin semua orang mempunyai mimpi untuk menjadi maju, tapi bagaimana bisa maju jika pemikiran masih terpetak-petak? masih menganggap yang lebih muda lebih tak tahu, masih melihat "siapakah dia" bukan "bisa apa dia". masih berpikir bahwa senior itu lebih pintar daripada junior. bukankah senior dan junior bukan sebuah takaran kapasitas ilmu? tapi takaran siapakah yang terlebih dahulu belajar. siapakah yang terlebih dahulu bergabung.
ketika seseorang bicara, cermati apa yang dikatakannya, tutup matamu. ketika seseorang melakukan sesuatu , lihatlah apa yang ia lakukan, jangan pedulikan siapa dia.
dengan memaafkan orang lain kita mulai memafkan diri kita sendiri, dengan menghargai setiap keindahan kita akan menjadi keindahan itu sendiri, dengan mensyukuri apa yang Allah berikan kita baru bisa menikmati sebuah kebahagiaan.
bukankah semua ini bermulai dari kita? semua hal yang kita pikirkan, kemudian kita wujudkan.
bukankah terlalu lama mimpi-mimpi ini tergantung dalam lemari kehidupan kita?
mari kita kenakan untuk berjalan-jalan, hahah ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar